Minggu, 01 Januari 2012

Puisi-puisi Ramadhan


MUSAFIR
Sebuah muhasabah untukku
Kamiluddin Azis

Duduk seorang musafir
Di batu batas sebuah kota entah di mana
Karbondioksida saja yang bisa dia hirup
Sejak sahur, bahkan sejak buka kemarin malam
Sesak sebagian hidup dipertaruhkan
Lelah menanti nasib berpihak baik
Ia sudah berjuang
Melawan semua yang murtad
Memerangi semua yang bathil
Tapi jiwa tak seteguh jembatan yang gagah melintang
Hati tak sekokoh gedung pencakar langit yang angkuh berdiri
Walau mereka pun sama
Kelak kan hancur
Dia lalu duduk di sebuah batu dekat masjid
Paling indah di kota itu
Karena megahnya ia jadi malu
Masuk rumah Allah
Kotor dan kumal
Barangkali hadas masih perlu thoharoh
Najis masih perlu disucikan
Entah najis atas apa
Hadas atas apa
Dosa dan masa lalu yang ia tinggalkan-kah?
Kendati ragu masih bercokol
Ia yakin Allah Maha Pengampun
Seorang musafir tengadah menatap langit
Di sela kumandang adzan Maghrib
Ia berdoa :
Allahumma Laa kasumtu Wabika amantu
Waala rizkika Abtortu
Birohmatika Ya Arhama Rahimin
Lalu sebungkus nasi sudah ada di pangkuannya
Seorang musafir berlalu
Tersenyum karena masih bisa berbagi

Bandung, 1 Ramadhan 1429 H


PUASA
Kamiluddin Azis

Kata siapa puasa itu enak
Aku puasa setiap hari
Nyaris tujuh hari dalam seminggu
Lebih dari 25 hari dalam sebulan
Sepanjang tahun
Lalu Kau bilang puasa itu nikmat
Nikmat mana dibanding ketika mataku berair
Menatap kilat telur balado di etalase
Lezat mana bila Kau bandingkan
Dengan setetes air pancuran PDAM
Yang kucuri saat pemilik kran lengah
Kau hanya puasa dari pagi hingga petang
Itu pun selama Ramadhan saja
Lalu Kau rayakan kemenanganmu
Dengan pesta pora
Baju mewah dan makanan melimpah ruah
Sedangkan aku
Aku puasa hampir setiap hari,
Sepanjang hidupku
Dan aku tidak pernah merayakan apapun
Tapi aku bersyukur
Karena ketika sesuap nasi usir laparku
Terusir pula keraguanku akan Keadilan Allah
Dan ketika seteguk air sirnakan dahagaku
Sirna pula rasa takutku tidak disayang oleh-Nya
Karena aku yakin Allah Maha Pengasih
Dan Maha Penyayang
Aku selalu berpuasa
Tak peduli itu wajib ataupun sunnah
Atau justru haram hukumnya
Aku selalu berpuasa, Kawan
Karena hukum yang kubuat sendiri
Karena aturan yang tidak mungkin kusalahi
Karena apalah untuk dimakan
Kata siapa puasa itu enak
Aku puasa setiap hari, Kawan
Hanya saja bagiku
Tak ada waktu sahur ataupun berbuka
Karena tak ada apa pun untuk dimakan
Tapi aku selalu bersyukur
Karena kalau aku puasa setiap hari,
Maka ketika aku tidak lagi berpuasa
Itulah hari raya buatku
Dan aku jadi punya banyak hari raya
Hari yang paling aku syukuri
Sangat kunanti
Dan paling aku nikmati
Aku pun tak pernah lagi bertanya
Kata siapa puasa itu enak


( Untuk para mustahik
yang tak pernah lupa bersyukur,
semoga Allah mengangkat derajatmu
di hari kelak. Bandung,  3 September 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar