Jumat, 06 Januari 2012

BOULEVAR D THE CLICHY - AGONIA CINTA MONYET



NOVEL POP - REMY SILADO 
Yang Membuat Begadang Semalaman



 Saya tidak menyangka bisa membaca novel pop setebal  670 halaman ini dalam waktu cepat. 4 hari termasuk sangat cepat untuk ukuran saya yang punya kesibukan bekerja dan mengurus banyak hal di luar pekerjaan.  Apalagi ini bukan novel thriler atau novel detektif seperti yang biasa saya habiskan dalam waktu 2 hari (dengan membaca beberapa jam sebelum tidur dan lalu bangun kesiangan). Hanya karena nama penulisnya saja ‘Remy Silado’ yang membuat saya tertarik untuk membaca Boulevardde clichy hingga tuntas.

Selama ini saya hanya mengenal Remy silado sebagai seorang penyair, sastrawan besar, wartawan senior majalah tempo, dan seorang kritikus, tetapi  saya sama sekali belum pernah membaca satu pun karya penulis yang sebenarnya sudah bertebaran di mana-mana ini.

Novel dengan sampul kuning, warna favorit saya, bergambar seorang perempuan dengan gaun penarinya berdiri di seberang sebuah gedung  di Paris bercerita tentang  seorang penari  telanjang bernama Nunuk yang dijuluki sebagai Meteore de Java. Nunuk dulunya adalah gadis sumbing yang selalu dihina oleh teman-teman sejawatnya. Bapaknya yang seorang sopir metromini memperjuangkan untuk mengoperasi bibirnya. Ia bahkan rela menjadi perampok di rumah seorang janda tua. 

Nunuk yang tadinya dihina dan dilecehkan, kini berubah menjadi gadis cantik jelita berkat operasi plastik di bibir dan wajahnya. Banyak lelaki yang tergila-gila padanya. Termasuk Budiman, anak seorang anggota DPRD korup yang kaya raya. Budiman dengan segala cara melancarkan bujuk rayunya sehingga Nunuk pun jatuh cinta, luluh dan mau bercinta dengannya. Nunuk pun mengandung buah cinta mereka di luar nikah. Tapi sayang, pihak keluarga Budiman tidak menyetujuinya. Nunuk dan keluarganya malah dihina dan dicampakkan seperti  binatang. Nunuk pun semakin terpuruk. Sementara itu Budiman diguna-gunai oleh ibunya sehingga ia lupa bahkan tidak mengenal Nunuk sama sekali.

Dalam perjalanan hidupnya, Nunuk akhirnya terdampar di sebuah tempat di Perancis. Ia dibawa oleh salah seorang kenalan ibunya untuk bekerja menjadi penari di sana. Mulailah petualangan Nunuk yang menyenangkan, mengharukan dan menggetarkan. Ia menjadi penari terkenal di salah satu  pusat hiburan di sana. Pada saat yang sama Budiman juga sebenarnya sedang mengikuti kuliah di Perancis dan tinggal di sana bertahun-tahun lamanya. Tetapi sama sekali belum pernah bertemu dengan Nunuk. Hingga suatu waktu pada saat menari Nunuk Budiman berada di sana. Nunuk tercengang . Meskipun ternyata Budiman tidak mengenalnya tetapi dendam lama kembali muncul.

Gaya bahasa khas Remy silado yang kaya akan majas dan perumpamaan yang indah, menyebar dalam setiap episode, dan ini membuat novel ini semakin enak dibaca. Plot yang mengalir dan setting dengan deskripsi yang jelas, membuat saya merasa berada dan terlibat dalam perjalanan Nunuk dan Budiman sampai keduanya kembali bersatu dalam bahagia.

Dan seperti biasa Remi Silado menyisipkan sindiran halus dengan mengangkat tokoh  Waluyojati, bapaknya Budiman, Yani, istri pejabat yang tamak dan selalu mengelu-elukan harta serta percaya pada hal-hal berbau klenik, juga  anggota DPRD lainnya  yang menjadi anggota dewan yang korup dan menghalalkan segala cara untuk meraih ambisi pribadinya. Ini jelas masih uptodate dengan kondisi saat ini. Pejabat yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang rakyat dengan dalih untuk kepentingan masa depan bangsa, dengan santai memperlihatkan sikap seperti ini seolah rakyat buta dan tuli. Bodoh dan senang dibodohi.

Remi Silado menyampaikan potret masyarakat Indonesia setelah tumbangnya Orde Baru dengan cara yang sangat apik, jeli, menggelitik tetapi juga tajam menyindir.kebobrokan mental para petinggi yang hanya mementingkan kekuasaan dan kesenangan belaka. Semoga kita tidak seeperti itu ya.

Untuk mengenal Remy Sylado lebih dekat silakan baca biografi singkatnyadi sini



3 komentar: