Kamis, 20 Februari 2014

Review Novel : Cinta Tak Mendendam


Menohok dengan Kisah Cinta Romantis

Judul               :           Cinta Tak Mendendam (Dicintainya … seakan semuanya baik-baik saja)

Penulis             :           Petra Shandi
Tebal               :           381 halaman
Penerbit           :           Zettu (Januari 2014)

Siapa pun tidak akan merasa tenang jika menyimpan rasa bersalah dalam hidupnya. Begitupun dengan Amree. Laki-laki ini terlalu baik untuk menyembunyikan apa yang sudah ia lakukan sepuluh tahun lalu. Menabrak hingga tewas seorang lelaki berkeluarga. Meskipun ayah dan neneknya berhasil menutup kasus tersebut, namun Amree belum bisa memaafkan dirinya. Amree juga tidak bisa menerima pencalonan dirinya sebagai penerus bisnis perusahaan raksasa milik ayahnya. Ia tak ingin mengelola perusahaan yang ternyata memiliki banyak  kebobrokan di dalamnya.
Takdir, mempertemukan Amree dengan Winda, anak dari laki-laki yang ia renggut nyawanya. Amree pun jatuh cinta. Semua berjalan lancar, sampai Marwan, laki-laki yang menjadi saksi tabrakan dan mendapatkan suap dari Hadi Prabowo, ayah Amree, membuka tabir itu. Ia memberitahukan kebenaran yang selama ini ditutupnya rapat-rapat. Akibatnya, Winda yang telah memendam dendam sepuluh tahun lamanya murka. Ia membenci Amree, laki-laki yang dicintainya.
Namun cinta tak pernah mampu menahan dendam sebesar gunung sekalipun. Hati Winda luluh dengan kesungguhan Amree untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Selepas mendekam di balik jeruji, hubungan Amree dan Winda membaik. Dan di akhir cerita, kebahagiaan menjadi milik mereka berdua.
Berbicara soal cinta, takkan pernah ada habisnya. Realita menunjukkan bahwa cinta mampu membutakan segalanya. Cinta mampu merubah kesumat menjadi rindu. Cinta meluluhkan angkara murka dan rasa benci karena kesuciannya. Cerita cinta selalu melahirkan sebuah romantika dan drama yang menyentuh.
Tidak banyak penulis laki-laki yang bisa meramu drama melankolis menjadi sebuah cerita yang menarik. Petra Shandi adalah salah seorang diantaranya. Ia pandai menjalin kata untuk menggambarkan suasana hati para tokoh yang diciptakannya. Petra bukan saja berhasil membuat pembaca puas dengan akhir cerita yang bahagia, tetapi juga memberikan solusi pada setiap konflik yang disuguhkan. Cinta tak Mendendam menjadi bagian dari sedikit novel romantis yang mengangkat cinta dari kelamnya kebencian tanpa harus mengeksploitasi rasa bersalah dan 'mengasihani' seseorang sebagai motif lahirnya.
Seperti juga karya-karya Petra Shandi lainnya, novel ini terasa ringan meskipun banyak konflik yang dimunculkan. Bahasa yang digunakan mengalir dengan majas dan analogi yang tidak  berlebihan. Puisi-puisi romantis dan kutipan-kutipan yang Petra ciptakan sangat relevan dengan jalan cerita.  Perasaan pembaca diaduk-aduk gregetan karenanya.
Novel ini layak untuk dijadikan sebuah film layar lebar karena sejak awal gambaran tokoh-tokoh dan setting cerita terasa tervisualisasi dengan baik melalui pemilihan diksi yang mudah dicerna. Wah, kalian harus menjadikan novel ini sebagai bagian koleksi novel romantis di rak buku kalian, ya. Selamat membaca!

*
Di-review oleh : Kamiluddin Azis (novelis, penikmat sastra)
Bias dihubungi melalui kamiluddinazis@gmail.com atau 083829021076

Tidak ada komentar:

Posting Komentar