Menohok dengan Kisah Cinta Romantis
Judul
: Cinta Tak Mendendam (Dicintainya … seakan semuanya
baik-baik saja)
Penulis : Petra
Shandi
Tebal : 381
halaman
Penerbit
: Zettu (Januari 2014)
Siapa
pun tidak akan merasa tenang jika menyimpan rasa bersalah dalam hidupnya. Begitupun
dengan Amree. Laki-laki ini terlalu baik untuk menyembunyikan apa yang sudah ia
lakukan sepuluh tahun lalu. Menabrak hingga tewas seorang lelaki berkeluarga. Meskipun
ayah dan neneknya berhasil menutup kasus tersebut, namun Amree belum bisa memaafkan
dirinya. Amree juga tidak bisa menerima pencalonan dirinya sebagai penerus
bisnis perusahaan raksasa milik ayahnya. Ia tak ingin mengelola perusahaan yang
ternyata memiliki banyak kebobrokan di
dalamnya.
Takdir,
mempertemukan Amree dengan Winda, anak dari laki-laki yang ia renggut nyawanya.
Amree pun jatuh cinta. Semua berjalan lancar, sampai Marwan, laki-laki yang
menjadi saksi tabrakan dan mendapatkan suap dari Hadi Prabowo, ayah Amree,
membuka tabir itu. Ia memberitahukan kebenaran yang selama ini ditutupnya rapat-rapat.
Akibatnya, Winda yang telah memendam dendam sepuluh tahun lamanya murka. Ia
membenci Amree, laki-laki yang dicintainya.
Namun
cinta tak pernah mampu menahan dendam sebesar gunung sekalipun. Hati Winda luluh
dengan kesungguhan Amree untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Selepas mendekam
di balik jeruji, hubungan Amree dan Winda membaik. Dan di akhir cerita, kebahagiaan
menjadi milik mereka berdua.
Berbicara
soal cinta, takkan pernah ada habisnya. Realita menunjukkan bahwa cinta mampu
membutakan segalanya. Cinta mampu merubah kesumat menjadi rindu. Cinta
meluluhkan angkara murka dan rasa benci karena kesuciannya. Cerita cinta selalu
melahirkan sebuah romantika dan drama yang menyentuh.
Tidak
banyak penulis laki-laki yang bisa meramu drama melankolis menjadi sebuah
cerita yang menarik. Petra Shandi adalah salah seorang diantaranya. Ia pandai
menjalin kata untuk menggambarkan suasana hati para tokoh yang diciptakannya.
Petra bukan saja berhasil membuat pembaca puas dengan akhir cerita yang bahagia,
tetapi juga memberikan solusi pada setiap konflik yang disuguhkan. Cinta tak
Mendendam menjadi bagian dari sedikit novel romantis yang mengangkat cinta dari
kelamnya kebencian tanpa harus mengeksploitasi rasa bersalah dan 'mengasihani'
seseorang sebagai motif lahirnya.
Seperti
juga karya-karya Petra Shandi lainnya, novel ini terasa ringan meskipun banyak
konflik yang dimunculkan. Bahasa yang digunakan mengalir dengan majas dan
analogi yang tidak berlebihan.
Puisi-puisi romantis dan kutipan-kutipan yang Petra ciptakan sangat relevan
dengan jalan cerita. Perasaan pembaca
diaduk-aduk gregetan karenanya.
Novel
ini layak untuk dijadikan sebuah film layar lebar karena sejak awal gambaran
tokoh-tokoh dan setting cerita terasa tervisualisasi dengan baik melalui
pemilihan diksi yang mudah dicerna. Wah, kalian harus menjadikan novel ini
sebagai bagian koleksi novel romantis di rak buku kalian, ya. Selamat membaca!
*
Di-review
oleh : Kamiluddin Azis (novelis, penikmat sastra)
Bias
dihubungi melalui kamiluddinazis@gmail.com
atau 083829021076
Tidak ada komentar:
Posting Komentar