A novel by Aiman Bagea
Bukune, Mei 2012
Review-ku untuk sebuah karya indah adikku
Saat mengetahui akan terbit sebuah novel karya penulis muda dari Kabaena yang namanya saya kenal di sebuah grup kepenulisan
terkenal di jejaring sosial, saya sudah tidak sabar menunggu untuk segera
membacanya.. Bukan karena ia –Aiman Bagea- yang sempat berbincang dan
saling memberi semangat untuk berkarya, melainkan karena cerpen –cerpennya yang
pernah saya baca selalu membuat decak takjub. Saya berpikir, pasti novel ini
akan sangat indah karena lahir dari tangan dan buah pikiran Aiman Bagea (AB)
yang segar.
Seperti yang saya kenal lewat karya-karyanya, AB konsisten
meramu setiap adegan, dialog dan deskripsi dari apa yang dilihat dan
dirasakannya ke dalam sebuah bahasa yang indah. Bahasa puitis dengan metafora-metafora
dan analogi-analogi yang jarang digunakan penulis lain. Sepanjang membaca novel
‘KETIKA’ saya seperti sedang membaca sebuah puisi naratif yang sarat akan
makna, tetapi memiliki plot cerita yang jelas dengan kemasan yang unik dan berbeda.
AB berhasil membuka tabir rahasia cinta. Berulang kali ia membeberkan bagaimana cinta
itu bekerja. Bagaimana cinta telah memutarbalikkan hati, membuat jiwa
melompat-lompat dan raga meringis karenanya. Cinta bekerja merubah ketakutan
menjadi sebuah keberanian yang maha dahsyat. Cinta membelah keraguan menjadi
sebuah keyakinan yang menguatkan. Cinta telah menyuburkan semangat menggapai
segala mimpi.
Saya merasa iri dengan mimpi besar yang ia semat dalam
karyanya. Saya yakin di balik karya perdana yang memesona ini AB juga memiliki
mimpi yang sama hebatnya dengan mimpi Aji dan Naira, tokoh-tokoh yang ia
ciptakan dalam ‘Ketika’. Saat Aji dan Naira merajut mimpi mereka dengan bumbu
cinta yang saling melengkapi, saat anak-anak jalanan yang dengan penuh semangat
belajar di bawah fly over diajaknya
menggantungkan mimpi setinggi angkasa, saya pun turut menerbangkan mimpi saya
di situ, menggantungkannya bersama mimpi-mimpi yang berkerlip bersama bintang.
Aiman Bagea, kamu pandai mengaduk-ngaduk perasaan orang.
Ikut terlibat dan merasakan kepedihan hati dua sahabat saat cinta yang hadir membelenggu
hubungan mereka. Kamu telah memorak-porandakan puzzle yang sudah kususun apik
menjadi kepingan-kepingan lain yang harus ditata kembali karena salah letak.
Setiap berhasil melumat 1 halaman, ramuanmu berhasil menyihirku untuk menikmati
halaman-halaman berikutnya hingga tandas. Hingga dada ini sesak lantaran kisah
pilu yang kamu suguhkan menyayat sukma, tetapi dalam waktu yang bersamaan kamu
suguhkan pula jamuan semangat ber-topping
cinta.
Sukses untuk karya perdanamu.
Satu tangga telah kamu tapaki, tak perlu berlari untuk mencapai puncaknya
karena tangga berikutnya dengan sendirinya akan kau lewati. Tapi sekali-kali
tengoklah aku di belakang, saat langkah ini tertatih, hembuskan semangat
bajamu, hingga langkah terseret ini berani melompat.
Two tumbs. Bangga AB!
thanks kang aming udah review "KETIKA" ... kelak, jika tembus penerbit major, aku yang akan review bukumu. thanks a lot.... :)
BalasHapusAminnn... ini menjadi doa dan doping spirit buat saya. makasih ya..
Hapussaya suka membaca buku kamu. Menyentuh sekali. Meskipun saya tidak punya waktu khusus untuk membaca, saya selalu menyempatkan diri melakukan itu. Ketika 'Ketika' datang, saya pending bacaan saya yang lain. Dan saya larut dalam buaian aksara sarat makna. Karya kamu menghipnotis saya, membuat saya minder sekaligus bergejolak untuk mencipta. Sebuah karya, seperti mimpi lama saya yang sampai saat ini masih sedang saya perjuangkan untuk diwujudkan. Buku kamu adalah vitamin ampuh untuk memelihara stamina menulis saya..
:)
BalasHapusKalau AB ya tidak diragukan lagi, Kang. Ayo semangat nulis! Kudu kayak dia...
sama-sama buat kamu juga Tha, hihi
BalasHapusnovel ini sukses bikin aku nangis..
BalasHapus.. ceritanya pas banget sama aku..