Sabtu, 24 Maret 2012

KICAU KACAU BIKIN PERSEPSIKU MAKIN KACAU

KICAU KACAU BIKIN PERSEPSIKU MAKIN KACAU


Saya tidak akan memungkiri kalau warna sampul buku ini yang ngejreng habis –lah yang membuat saya mengambilnya dari rak buku di Gramedia. Kuning, warna kesukaan saya yang katanya menandakan kalau si pecinta warna ini suka menjadi perhatian  banyak orang, sedikit narsis dan ... (jangan percaya, karena tidak semuanya sesuai dengan kepribadian saya, hehe!). Tetapi nama Indra Herlambang dengan foto dirinya yang memakai kostum unik (kalau tidak mau dibilang norak, hehe saya emang agak  sedikit sentimen sama presenter yang satu ini...)berbentuk burung itu menjadi pertimbangan lainnya. Meskipun saya tidak eksis bertwitter ria, tetapi saya menyimak kehebohan yang terjadi setelah buku ini terbit. Hampir setiap hari bertebaran twit yang mengulas tentang Indra Herlambang dan bukunya ini. Gimana gak penasaran coba! Apalagi selama ini aku memang agak kurang respect (baca=suka) melihat tampang Indra dengan segala mimik konyolnya yang membuat dia malah sering tampil.. (aduh... sorry bos.. gue lebay ya?!)

      Dari yang pernah saya baca dan lihat pada tayangan di televisi yang mengupas siapa itu Indra Herlambang (kenapa jadi bahas dia dulu ya... biarin ah, prinsip hidupku kan nggak boleh membenci orang lain, apalagi kalau tanpa alasan yang jelas, makin gak nyambung!) dan bagaimana sepak terjangnya di dunia entertainment, lambat laun persepsi  jelek saya tentang Indra mulai berkurang. Sebenarnya sih bukan sebuah persepsi jelek karena artis cowok yang selalu pakai kaca mata hitam ini pernah melakukan sesuatu yang negatif di mata publik, tidak, bukan begitu, ini hanya subjektifitas saya saja sebagai penikmat hiburan yang bosan melihat tampangnya di layar kaca. Indra Herlambang lahir di Bandung pada 16 Maret 1976. Awal kariernya  dimulai sebagai presenter infotainment beberapa tahun lalu. Indra memang pernah  bekerja penyiar radio sambil menyelesaikan kuliahnya di Desain Komunikasi Visual  di ITB. Kariernya terus melejit setelah ia membintangi beberapa sinetron dan layar lebar bergenre komedi. Indra bahkan menjadi penulis scenario bersama Djenar Maesa Ayu dan memenangkan piala Citra untuk Skenario Cerita Adaptasi Terbaik di FFI 2009.
          Di dunia literasi karya Indra sudah bertebaran di mana-mana, termasuk di beberapa majalah ternama seperti Free Magazine dan ME. Tulisan-tulisan Indra dalam buku Kicau Kacau ini juga merupakan essai-nya yang diteribitkan di majalah-majalah tersebut selama kurun waktu 2007 s/d 2010. Di buku ini Indra benar-benar berkicau, seperti  yang biasa ia lakukan di twitter setiap hari. Tetapi  tulisan Indra ini memiliki makna yang dalam, sindirannya halus, tetapi mengena. 

                Buku ini dibagi menjadi 4 bab, yaitu Kicauan tentang gaya hidup, hidup gaya, dan hidup gak gaya?; Kicaun tentang Single, in relationship, atau I’s complicated; Kicauan tentang Jakarta, Indonesia, dan Kesehatan Jiwa; dan, Kicauan tentang Keluarga. Ada 50 essai yang bisa membuat Anda ngeh, kesel, ketawa, bahkan pengen jitak Indra karena nyelenehnya. Idenya cukup original dan sekali lagi, akan membuat kita merasa ngeh akan sesuatu yang selama ini tidak kita sadari.

          Bagian yg saya suka dari buku ini antara lain : Pembungkus Masa Depan, Hilang, Kunci, dan Balas Dendam Pintu Besi. Masih banyak artikel seru yang bisa Anda baca dengan santai. Dan setelah saya membaca buku ini, sumpah (nggak deh, nggak usah pake sumpah kali, ya!) persepsi saya terhadap Indra berubah total. Indra yang saya anggap begini begitu ternyata begini begitu...

         Sebuah buku dan kupasan media yang positif tentang seseorang seperti artis misalnya, membuat ia semakin dikenal lebih luas dan menarik hati pembacanya, untuk untuk mengenal si penulis lebih jauh dan bahkan menjadi penggemar setianya dengan menunggu karya-karya berikutnya. Tapi jangan bilang kalau saya ingin mengenal penulis kacau balau, eh Kicau Kacau ini lebih jauh lagi. Cukup informasi positif seadanya dan buku keren ini saja yang membuat persepsi saya terhadap Indra jauh lebih baik. Salut buat Indra dan prestasi hidup yang sudah diraihnya. Dan di akhir tulisan ini saya ingin berdoa semoga Indra segera mendapatkan jodoh (gak apa-apa ya Ndra, nggak nyambung dengan tema tulisan ini juga ya.. egp, kata si Indra) sehingga hidupnya lebih indah dan Indra bisa menciptakan karya yang lebih spektakuler.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar