Selasa, 20 Maret 2012

Puisi-puisiku Tentang Cinta yang Tak Pernah Meminta

CINTA TAK KASAT MATA
Kamiluddin Azis

Cinta tersampaikan melalui aliran udara,
Melalui rongga-rongga tanah
Melalui desiran air di tiap buih ombak
Dan riak sungai pada muara
Cinta tak perlu bahasa
Kata, puja ataupun rayuan
Cinta hanya perlu sehalus sentuhan
Setulus senyum
Dan setitik pengabdian
Cinta hanya terjamah oleh perasaan yang sama
Cinta hanya terukir dalam hati yang sama
Cinta hanya bermuara pada samudera yang sama
Ketika cinta bertebaran bak kunang-kunang di sekitar kita
Ke mana kita mengikuti arah cahayanya
Ketika cinta bersembunyi seperti kepik
yang hanya terdengar kepaknya
Ke mana kita akan mencari
Cinta tak kasat mata
Kita hanya perlu sedikit merasa.

Sebuah cuplikan dari cerpenku berjudul 'Invisible Love'

 
KE MANA KUCARI


Belasan kali kau genggam jemari  ini
Hingga lentik ditelan kaku biru
Belasan kali kau kecup bibir ini
Hingga bisu, kelu
Lalu kau abaikan semua
Yang pernah singgah
Berlalu seolah tiada makna
Belasan kali kucari
Belasan tahun ku menanti
Jawaban
Di mana dirimu
Belasan kali kau nikmati malamku
Usir sepi yang menggelayut hari
Belasan hari kau raba setiap jengkal hidupku
Usir sedu yang menggundah gulanaku
Gerayangi perih yang mengiris setiap rintihku
Aku, belasan kali sudah mencoba
Melupakan
Lari dan menjauh
Tetapi belasan kali pula
Aku mencari
Kemana
Entah di mana


Bandung, 21 Oktober 2009





BUKAN UNTUKKU
 Kamiluddin Azis

Aku terpaku karena indah kelopak matamu
Cinta kan mekar di setiap kedipmu
Seolah itu adalah desir
Yang menyatukan serbuk dengan putik sari
Aku mematung karena ranum bunga bibirmu
Cinta kan tumbuh setiap ulasmu
Seolah itu adalah pupuk
Yang menyuburkan setiap benih
Tapi adakah cinta, benih, desir, pupuk itu untukku?
Cinta tidak tumbuh dari genggam inginku

Aku mematung berharap Kau diam
Dalam tatapku
Aku terpaku menanti Kau diam
Dalam harapku
Tapi adakah diam, harap, tatap atau penantian itu
Untukku?
Cinta tidak tumbuh dari belai harapku

Kiranya
Tuhan sedang bermain dengan rasa ini
Mungkin
Tuhan sedang bermain-main
dengan ingin ini
Ternyata Tuhan
Memang sedang mempermainkan harap ini
Dan Kau
Memang bukan untukku

 
ADAKAH CINTA
 Kamiluddin Azis

Saat jemari mencoba menjalin
Merengkuh sampai kukuh
Mengikat sampai kuat
Usah kau lepas biar kokoh cinta ini
Saat napas berburu
Berbagi sampai sisi
Berpagut sampai paut
Usah kau tepis biar lekat cinta ini
Adakah cinta
Saat kau tepis, saat kau lepas
Setiap Rengkuh, setiap ikat
Setiap pagut sampai paut
Adakah cinta
Saat napas ini berburu
Sementara Kau tak mau
Berbagi semua sisi
Adakah cinta
Saat jemari merengkuh sampai kukuh
Sementara Kau enggan
Mengikatnya hingga kuat
Adakah cinta
Kurangkul saat kau lepas
Adakah cinta
Kudekap ketika kau hempas
Adakah aku menjalin cinta
Hingga paut
Adakah kau merasa kupatut


 
SANGGUPKAH CINTA
 Kamiluddin Azis

Saat cinta kuasai jiwa
Sanggupkah ia meredam setiap amarah
Setiap curiga
Setiap rasa takut akan kehilangan
Ketika cinta butakan mata
Mampukah ia meraba kala kulit ini berubah renta
Kering, bersisik
Membungkus tulang belulang tak berdaya
Manakala cinta bergelora
Kuatkah ia menatap cekung mata ini
Legam raut ini
Seok langkah lela ini
Tertatih berharap cinta kan setia
Ketika cinta meresap ke dalam relung
Mengalir dalam darah dan denyut yang sama
Sanggupkah cinta
Menerima semua adanya



KUTUNGGU KAMU DI PARIS VAN JAVA
Kamiluddin Azis

Habis sudah sabarku
Mengikis penantian, mengharap setia
Pada janji
Hadirmu memecutku
Membuatku terbirit hingga sampai
Sementara yang lain masih mematung
Lalu  kau kalungiku medali kemenangan
Tapi hati tak bisa bohong
Seperti Kamu yang setia
Pada janji
Aku pasti ada di sana
Di Paris Van Java
Kubawa semua yang sudah Kau tulis
Semua mimpi yang mungkin bisa
Semua harap yang mungkin nyata
Dan bila begitu nyata
Mencinta dan mendamba dirimu yang maya
Walau ternyata Kau memang tak ada
Atau adakah,
Tetapi tak nyata?
Kenapa semua lalu beralih kecewa
Dirimu yang kasat, membuatku netra
Tuli ragaku saat kutahu
Kau bukan untukku
Walau lama tlah kutunggu
Saat kita tuk bertemu
Di Paris Van Java


Tidak ada komentar:

Posting Komentar