Sabtu, 24 Maret 2012

Puisi-puisiku untuk Mereka yang Ingin Kembali Suci


SEJUMPUT ASA DALAM LORONG NISTA
Kamiluddin Azis

Adakah secuil harap saat jiwa kosong terberangus dalam lorong-lorong nista
Adakah segelintir asa saat raga hampa terkurung jeruji pekat
Cinta yang lara milik siapakah?
Bahagia yang fana hanya punya Tuankah?

Seuntai rambutku lepas bersama ratap, lara, dan perihku
Sejumput senyumku sirna bersama ingin, harap, dan asaku
Sisakan untukku tempat Tuan
Tempat aku menggantungkan ingin, harap, dan asaku
Sisakan aku senyum Tuan,
Senyum sambut, sirnakan ratap, lara, dan perihku

Adakah cinta yang lara milikku lepas bersama ratap dan perih ini?
Adakah bahagia yang fana milik Tuan tersisa untuk seorang aku
Yang terberangus dalam lorong-lorong nista?




JIWA-JIWA KUSUT PUN BERMIMPI
Kamiluddin Azis
Malam, kala gulita menyergap
Kusapu air dengan rupa warna bunga
Telusuri setiap lekuk tubuh hinaku
Harum menyeruak, menghapus semua noda yang tersisa
Sucikan kembali raga yang tercabik durjana
Jiwa yang terenggut nafsu belaka
Luka terhimpit nestapa
Sunyi, kendati mungkin sekedar mimpi
Gaung doa terpanjat, lirih dalam bisu kelam
Setiap tetes adalah dosa yang terserak
Setiap usap adalah harap yang belum terkuak
Setiap aroma adalah kepedihan yang selalu mendera
Jiwa-jiwa kusut hanyut dalam buai nestapa
Jiwa-jiwa kusut luruh dalam geliat dahaga
Akan mimpi,  sebuah kebebasan
Letih, takkan sanggup surutkan jejakku
Mencari Makna di balik semua nista
Yang lumuri tubuh ini



AKU INGIN PULANG
Kamiluddin Azis

Aku ingin pulang, 
meniti pematang ladang, menghirup aroma jerami, 
tertawa bersama kerbau dungu. 
Dan bebas!
Aku ingin pulang, 
bernyanyi dengan burung, menari bersama angsa
Dibuai sepoi alam, desah dedaunan, 
dinina-bobokan jangkrik-jangkrik malam
Aku tidak ingin dicekam, 
malam dengan buai berang-berang
Lelaki hidung belang yang hanya puas dengan desah melenguhkan resah
Keluh hinakan peluh setelah pejuh luruh di dalam tubuhku
Aku tidak ingin siang dirajam sesal yang menghantam setiap dekamku
Aku hanya ingin pulang, 
menikmati sisa kalut yang kuusir mati
Merajam sendiri semua lumur nista, 
dan kembali



3 komentar:

  1. like-like-like..... sama puisi yang berjudul Aku ingin pulang. Bisa membayangkan, dan rasanya damai. pengen baca lagi dan lagi dan lagi....

    BalasHapus