Jumat, 30 Maret 2012

INDONESIAN IDOL – MIMPIKU TERDAMPAR DI KAMAR MANDI


INDONESIAN IDOL
MIMPIKU TERDAMPAR DI KAMAR MANDI


Ada kegiatan baru yang tidak akan saya lewatkan setiap Jumat Malam : Nonton Indonesian Idol. Hahay... udah K3, masih suka acara beginian! Hihi, biarin aja, kali. Tiap orang punya acara hiburan yang bisa menyegarkan dirinya masing-masing. Ada yang sukanya nonton sinetron (nah kalau yang ini saya kurang tahu nih bapak-bapak model apa yang maniak nonton acara acting adu mulut dan berebut harta ini), olahraga, acara musik yang menampilkan grup band mana yang paling digandrungi, olahraga, talkshow, politik, atau acara-acaranya Sule. Nah, saya lebih memilih ngikuti perjalanan calon artis beken mulai dari audisi sampai acara live-nya setiap minggunya.

Dulu saya suka sekali nonton Talk show Tukul Arwana ‘Empat Mata’ yang lalu berubah nama menjadi ‘Bukan Empat Mata’, juga Opera Van Java yang tiada matinya itu. Kedua acara itu sempat membantu saya mengatasi stress akibat kesibukan bekerja. Tetapi sekarang saya tidak terlalu intens mengikuti acara yang melejitkan para pemainnya itu menjadi artis-artsi kaya dan digemari banyak orang. Terus terang  saya bosan dengan semua celoteh canda yang semakin garing di kuping saya itu. Apalagi aksi slepstik para komedian yang membuat saya merasa seperti dijadikan anak kecil yang girang menonton dagelan.  Dan saya lebih memilih duduk di depan komputer, browsing bahan-bahan bacaan yang menarik dan menambah pengetahuan saya dari sana, menulis, atau sekedar diskusi dengan teman-teman melalui fasilitas chating atau komunikasi lewat facebook di grup yang saya buat.

Berbeda dengan dua acara favorit saya sebelumnya, Kontes adu bakat untuk mencari  idola baru ini sudah saya tonton sejak episode pertama tujuh atau delapan tahun yang lalu. Saya menyaksikan bagaimana perjalanan Delon dan Joy Tobing mulai dari audisi, dikomentari pedas oleh para juri saat mereka tampil, sampai akhirnya mereka menjadi idola dan dielu-elukan banyak fansnya. Kemudian Mike Mohede dan Judika, Rini dan Wilson, Ihsan dan Dearly, Aris dan Gissele, sampai yang Idola baru tahun kemarin Igo dan Citra hampir semuanya menjadi penyanyi terkenal.

Saya senang menebak-nebak dan memrediksi kontestan mana yang akan tetap eksis di dunia hiburan, dan mana yang akan hilang ditelan alam karena kalah berkompetisi di jagat entertainment yang sesungguhnya. Dari awal saya sempat yakin kalau Delon, Judika, Mike, Firman, Ihsan, Citra akan menjadi orang-orang terkenal. Dan semua itu terbukti sampai sekarang. Ada yang selain menyanyi juga terkenal sebagai pemain sinetron dan pemain film.

Kesukaan saya, dan juga –mungkin- bapak-bapak lain terhadap tayangan ini mungkin disebabkan karena adanya semacam keinginan yang tertunda, hasrat yang sempat menggebu untuk menjadi seorang penyanyi tetapi tidak ada kesempatan yang mendukung. Sementara kesempatan untuk itu baru ada beberapa tahun kemudian setelah usia untuk mengikutinya tidak lagi memenuhi syarat. Jadilah saya seorang penikmat hiburan dan penikmat keberhasilan anak-anak muda berbakat yang semangat juangnya tinggi itu. Saya terkadang iri kepada mereka, kepada kesempatan yang mereka bisa dapatkan dengan mudah, pada bakat alami yang kemudian diasah sehingga menjadi hebat. Coba kesempatan itu ada saat saya masih muda dan masih bisa mengembangkan diri dengan sungguh-sungguh ( hehe.. curcol ya Kang? ). Kalau mereka nonton karena ada adik, sodara atau kerabat mereka yang menjadi kontestan, itu lain soal tentunya.

Saya memang hobi menyanyi. Berimproviasi terhadap lagu-lagu baru itu menjadi ciri khas saya kalau kebetulan saya dan adik-adik saya yang pada jago main gitar bernyanyi bersama. Menghabiskan malam minggu dengan menyanyi bermacam jenis lagu sesuai selera masing-masing membuat saya dan adik-adik semakin akrab. Dulu saya lebih sering bernyanyi di tempat karaoke, di radio yang menayangkan acara karaoke, atau sesekali menyanyi di acara pesta teman dan keluarga. Banyak orang terpikat dengan suara saya (tapi mungkin lebih banyak lagi yang kabur, hehe, meneketehe ya..) tapi memang menyanyi menjadi salah satu terapi positif bagi saya setelah penat seharian dengan segala aktivitas.

Saat ini, usia yang sudah melewati batas maksimal peserta, ditambah kondisi yang sudah jauh berbeda (sudah berumah tangga, punya anak, dan sibuk bekerja) semua kesempatan itu bukan untuk orang seperti saya lagi. Menikmati hobi menyanyi di rumah bersama anak-anak, di kamar mandi atau sambil mendengarkan lagu-lagu favorit itu saja sudah cukup. Sukses dan salut buat semua kontestan Indonesian Idol tahun ini. Raih mimpi suksesmu, jangan mudah menyerah oleh kendala yang dihadapi.

6 komentar:

  1. aku suka nyanyiii.... karena nyanyi jadi terapi jiwa paling murah disamping menulis. tapi aku lebih suka nyanyi lagu-lagu barat yg aku gak ngerti artinya, aku bakal nyari liriknya di internet trus aku berkaraoke sama winamp yg muterin lagu-lagu barat, lebih tepatnya siy tereak-tereak. hahahahaha

    kalau untuk tipi, aku jarang nonton tipi. lebih suka dengerin radio streaming.

    BalasHapus
  2. hihi.. kalo aku, Vie_three, hanya suka nyanyi lagu2 yang aku jelas banget ngerti bahasanya, minimal maknanya, jadi ngeinterpretasikannya juga jelas. Kalau hanya suka musiknya aku lebih memilih dengerin instrumentalia.Tapi emang awal suka dari musiknya, baru aku berusaha memaknai liriknya, lama-lama baru suka lagu itu, Barat or Indo sama aja, aku suka, semua jenis musik asal itu sesuai dengan yang sedang atau pernah aku alami, aku suka...

    BalasHapus
  3. nyanyi?? wah saya juga suka. Tiap awal bulan saya dengan beberapa teman pasti ada jadwal karaokean di tempat karaoke keluarga. Seru! itu bisa jadi obat penenang setelh pikiran kacau karena mikirin kerjaan. Beneran deh.. saat lagu favorit diputar, lampu meredup plus dihiasi lampu2 ala diskotik. Gak tahan saya pingin tampil di depan mereka, walaupun dengan modal suara pas2an. bahkan klo lagunya enerjik saya bisa jingkrak2an loh naik ke mejanya. hahhaha

    BalasHapus
  4. Wah asyik dong Pet... hihi jadi pengen liat Petra Shandi edisi jingkrak ala Syaiful Jamil

    BalasHapus
  5. Saya penggemar fanatik Indonesian Idol, setiap musim pasti nonton hehe. Saya juga suka nyanyi tapi kalau ikut audisi di Indonesian Idol kayaknya bakal bikin malu nama keluarga aja deh, mending nonton aja di rumah :D

    BalasHapus
  6. hihi.. Nariswati, jadi idol di kampung juga udah lumayan, hehe..
    suka greget aja ngebayangin gimana kalo kita yg ada di panggung spektakuler itu..

    BalasHapus