JUDULIN APA YA
Osa cuma bisa nyengir saat Diko melemparinya dengg
kacang kulit cap gagak yang baru saja dibukanya. Tuh anak emang agak
sableng. Dikatain turunan gajah juga nggak ada rasa kesinggung sama
sekali. Ledekan Diko, Naya, dan Yuri yang kerap main fisik, kali
dianggapnya sebagai pujian.
"Tangkap, Sa!" teriak Naya saat melihat Diko kembali melemparkan kacang
ke arah Osa.
"Hup... Lagi dong!" Rengek Osa sok manja. Tubuh tambunnya nyaris
berdebum saat mendarat dari lompatan spontannya.
"Lu mah keenakan ternyata. Rugi gua..." dengus Diko mulai kesal.
"Ha ha ha lagian siapa suruh nganggap gua anak gajah," balas Osa sambil
cengengesan.
Dua hari yang lalu Diko maksa Osa dan yang lainnya untuk ketemuan di
rumahnya hari ini. Penyakit galau tingkat mahasiswa abadinya makin akut
aja. Untuk apa lagi kalau bukan buat ngomongin Zeva, cewek yang
ditaksirnya itu. Kayaknya udah hampir sebulan usaha pedekatenya nggak
menunjukkan hasil.
"Jurus lu kurang ampuh, Sa," keluh Diko. Mukanya yang kuyu makin tampak
tak bersemangat aja.
"Emang si Osa nyuruh lu ngapain, Ko?" sela Yuri sambil mindah-nindahin
chanel TV.
"Iya nih sampe segitunya lu kecewa," timpal Naya.
"Bukan apa-apa, guys, gua udah mati-matian deketin Zeva, pake acara
mandi kembang setaman tips anak kos dodol ini, eh, tuh anak mana ada
tanda-tanda respek ke gua!" Diko pasang muka super kecewa.
"Ÿåªą eya, lo bunga setaman makam pahlawan lo pake mandi. Gue suruh kan
bunga cattelya, bunga anggrek silangan di toko bunganya Sis Yulita,"
sanggah Osa cuek.
"Resek lo!" delik Diko.
"Trus Zeva-nya gimana?" Naya.
"Alergi kembang, dia." Yuri sok tahu.
"
Anti cowok BBTS sih Ɣªήğ jelas," sambung Osa.
"
Cowok BBTS? Naya mengernyitkan kening.
"Yoi, Cowok Berbau Badan tak Sedap!"
"Sialan!" Diko melempar Osa kacang
bantat.
Huphh, Osa menangkap kacang di udara dengan mulutnya.
*
Ada Ɣªήğ mau lanjutin ceritanya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar