Kamis, 28 Februari 2013

Salah satu cerpen dalam Kumcer "Keajaiban Bersyukur"


Saat Syukur, Saat Nikmat Berlipat
Kamiluddin Azis



Aku melipat kertas kecil itu dan memasukkannya kembali ke dalam dompet. Aku tak tahu bagaimana reaksi istriku saat melihat angka-angka dalam kertas itu. Apakah akan tertunduk lesu seperti diriku, atau seperti biasa, tersenyum lalu menepuk pipiku sambil membisikkan kata-kata menyejukkan : ‘Alhamdulillah, Kang, kita harus selalu bersyukur atas semua yang Tuhan berikan pada kita. Ini hasil keringat Akang ?
            Setitik air bergulir dari sudut mataku. Kenapa nasib masih belum berpihak padaku. Segala usaha telah kukerahkan, tetapi sepertinya Tuhan masih enggan memberiku kesempatan untuk bisa hidup senang dan membahagiakan keluargaku. Ucapan istriku begitu perih menohok. Ia sangat sabar menghadapi semua cobaan ini, sementara aku, selalu saja merasa sulit untuk menerima. Mungkin benar, selama ini aku kurang bisa mensyukuri apa yang telah kuperoleh.
            “Ayo, anak-anak kita nikmati makan malam spesial ini,”  Neng Maya, Istriku menata masakan di atas tikar dan mengatur tempat duduk kedua anakku sambil menggendong bayi kami yang masih 8 bulan.
            “Spesial apanya, Ummi? Kok cuma telor dadar sama mie goreng doang,” celetuk Rana, anak keduaku yang sudah mulai masuk TPA, sambil mengunyah makanannya.
            “Iya, Ummi, lauknya juga sedikit. Padahal, ini kan tanggal gajian Abi,” tambah Rizky, anak sulungku yang sudah duduk di kelas 3 SD. Sepertinya kedua anakku sudah bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja. Hatiku teriris melihatnya.
            “Sudah... sudah... kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita dapatkan hari ini. Orang lain belum tentu seberuntung kita. Kita juga harus berterima kasih kepada Abi karena ini semua hasil kerja keras Abi selama sebulan. Ya, ayo, Bi, kita berdoa dulu!”
            Aku membuka kedua telapak tanganku, menengadahkannya ke atas, lalu mulai memimpin doa. Bukan saja doa makan, tetapi doa syukur atas semua kenikmatan yang masih Tuhan berikan padaku dan keluargaku.
            Anak-anak tentu tidak tahu bagaimana rasanya membanting tulang siang dan malam menjadi pegawai sebuah agen sembako. Keringat tak pernah berhenti mengalir. Belum sempat mengering, aku harus segera menurunkan barang-barang kiriman dari supplier. Sedangkan gaji yang kuperoleh masih harus dipotong kasbon untuk ongkos dan makan siang jika kebetulan istriku tidak sempat membuatkanku bekal.
Sejak diberhentikan dari pekerjanku di sebuah perusahaan tekstil yang mengalami gulung tikar, praktis aku bekerja serabutan, sampai suatu waktu ada tetanggaku yang memberitahu kalau di tempatnya bekerja ada lowongan. Akupun diajaknya menemui Pak Sofyan pemilik grosir sembako itu, dan aku langsung diterima. Kini berbulan-bulan sudah aku bekerja padanya. Tetapi sayang, gaji yang kuperoleh hanya cukup untuk makan sehari-hari, bayar kontrakan dan biaya sehari-hari lainnya. Kalau saja istriku tidak membantu dengan menjadi kuli cuci, tentu anak-anak akan kesulitan mengikuti pendidikan. Istriku memang sangat baik dan pengertian.
“Yang penting Akang, dan kita semua sehat. Itu sudah lebih dari cukup. Dan ini adalah kenikmatan yang sangat mahal yang Tuhan berikan pada kita, Kang.”
Begitulah, istriku selalu mengingatkanku untuk terus berikhitar dan berdoa. Merutinkan sholat malam dan menyempatkan sholat duha itu yang akan membawa barokah dalam hidup kita. Itu semua bentuk syukur kita kepada Sang Pemberi Segalanya.
Selang beberapa minggu kemudian, aku dan istri mendapat penawaran untuk menjalankan bisnis ayam goreng dari tetangga yang selama ini sering meminta bantuan istriku untuk mengurus berbagai keperluan rumah tangganya. Sebuah warung nasi mungil di pinggir jalan pun mulai kami rintis. Dan Alhamdulillah usaha itu berkembang sesuai harapan. Bahkan kini aku bisa mulai menabung untuk masa depan anak-anak.
Begitulah kekuatan Bersyukur. Tuhan akan melipatgandakan apa yang sudah Dia berikan saat manusia menyusukuri nikmatnya. Saat syukur, saat nikmat berlipat.

*




Baca puluhan kisah lainnya dalam buku ini. Sekalian mengoleksi buku bagus, Anda  juga sedang beramal karena royalti buku ini akan disumbangkan untuk penderita gagal ginjal.
Silakan order dan hubungi 083879804181 (Mas Wahyu Prakoso)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar