Rabu, 19 Januari 2011

HINDARI CAP

“A BAD BOSS”
Saat menjadi karyawan, Anda mungkin pernah memberikan predikat “bad boss” kepada atasan. Hati-hati, siapa tahu saat Anda sendiri menduduki posisi bos, predikat itu pula yang akan Anda dapatkan. Agar terhindar dari julukan “bad boss”, coba ikuti kiat praktis Chandra Ming, general manager JobsDB.com, berikut ini :

• GOING DOWN. Seorang “bad boss” tidak akan mau peduli atau mencari tahu kesulitan yang dihadapi anggota timnya. Karena itu, sebagai atasan, coba sesekali luangkan waktu dan tenaga Anda untuk mengetahui secara rinci pekerjaan yang dilakukan dan situasi kerja yang dihadapi anak buah Anda sehari-hari. Diskusikan setiap masalah yang mereka alami untuk mencari solusi yang tepat. Tunjukkan bahwa Anda bersedia untuk dekat dan turut ambil bagian dalam proses pekerjaan tim Anda
• LEBIH JELAS. “Bad boss” terkenal hanya bisa memberikan perintah, namun kadang ia sendiri tidak tahu secara rinci apa yang ia perintahkan. Orang-orang seperti itu juga selalu ingin mendapatkan hasil sempurna, tetapi tak mau tahu kesulitan yang dihadapi anggota timnya. Jangan terbawa arus sikap bos seperti itu. Pemimpin yang bagus adalah yang mengetahui dengan jelas setiap tugas yang dibebankan kepada anak buahnya, dan menyampaikan hal itu dengan jelas. Setiap memberikan perintah atau tugas, tanyakan kembali apakah anak buah Anda benar-benar memahami tugas yang Anda berikan.
• BIJAK MENGHADAPI MALASAH. Banyak tipe pimpinan yang selalu menyalahkan anak buah saat tertimpa masalah. Banyak pula yang berusaha melarikan diri dari masalah, dan berharap masalah itu reda dengan sendirinya. Hindari perangai seperti itu. Sebagai pimpinan Anda harus bijak menghadapi masalah. Seorang pemimpin berkarakter justru akan mengharapkan masalah agar siap mengantisipasi dan mencari solusinya.
• SIAP MENERIMA KRITIK. Sulit memang menerima kritik, apalagi jika itu datang dari anak buah. Bos yang mudah tersinggung dengan kritik dari anggota timnya, cenderung menggunakan metode komunikasi satu arah. Tipe pemimpin seperti itu biasanya selalu memaksa anak buahnya untuk menuruti perkataannya, tanpa mau peduli dan menghiraukan masukan, apalagi kritik. Pemimpin yang baik harus bisa memacu anak buahnya agar berani mengemukakan pendapat, atau masukan terhadap kebijakan yang Anda buat, meski keputusan akhir tetap di tangan Anda. [WR]

Disalin dari artikel yang diterbitkan di majalah Reader’s Digest Indonesia, edisi November 2010, halaman 151

Tidak ada komentar:

Posting Komentar