CABIK LENAMU
Kamiluddin Azis
Kau tersungkur, setelah rayumu cabik setiap lekuk lemahku
Lalu geliat lelahku bangkit, rengkuh amarah yang terselip dalam jiwa rengkah
Kuseret gontaiku dalam remang belenggu malam
Tinggalkan perih yang koyak setiap jengkal angkuhku
Kepul nista ini menebar aroma lara
Berbaur dengan rinai dan gelisah rembulan yang tercabik pekat
Sementara kau, sudah jauh dibuai bidadari khayalmu
Dan aku kembali telusuri sisa malam dalam gundah tak bertuah
Kau, tak pernah sekalipun ungkap gelagat rindu
Kendati seribu tanya bergelayut, kau tepis dalam sekali libas
Sirna sudah semua amarah yang membuncah,
Karena untuk apa kugantung asa yang tersaput saru
Tersambat ragu hingga lenyap, lepuh bersama ragamu
Terseret benci sampai muara kesumat, dan kembali
Kau tersungkur, setelah lidahku cabik setiap lekuk lenamu
Entah, rindu yg memendam dendam...
BalasHapusSalam!
Hemh.. iya begitulah kawan, sepertinya kerinduan dan cinta yang tak pernah terungkap tetapi hanya dinikmati sebagai sebuah ritual pemuas nafsu, akan melahirkan dendam dan kesumat yang membara
BalasHapus