EUFORIA MENULIS DI FACEBOOK
Waduh, ternyata salama ini aku tertidur pulas. Atau malah
mungkin mati suri. Di saat karya-karya bagus bermunculan, aku hanya bisa
berdecak kagum sambil sesekali berkhayal bisa melakukan hal yang sama :
membuat buku best seller, suatu hari nanti. Tapi apa yang kemudian aku
lakukan? Tidur lagi!
Rasanya tangan dan pikiran ini susah sekali singkron. Ya, iyalah.
Sambil tidur mana bisa kita berkarya. Yang ada mimpi, dan hanya
bermimpi. Ketika sebuah semangat kembali hadir, tangan dan pikiran ini
kembali tidak bisa bekerja sama. Lalu apa yang salah dengan diriku? Ke
mana bakat menulis yang selama ini aku miliki? Di mana sebuah cita-cita
menjadi penulis terkenal aku gantungkan? Dan kenapa aku masih saja
‘tidak melakukan apapun’?
Pernah terpikir untuk mengikuti pelatihan menulis. Berbagai informasi
aku kumpulkan. Aku melakukan riset dan mendapati beberapa kelas menulis
yang mungkin bisa aku ikuti. Mulai dari workshop pelatihan menulis di
media, sampai kursus menulis online. Rasanya aku belum menemukan yang
sesuai dengan hatiku. Ditambah waktu yang harus aku curahkan untuk
mengikuti pelatihan itu relatif terbatas. Lalu sebisa mungkin aku mulai
belajar, membaca berbagai buku literatur, tekhnis menulis dari beberapa
penulis trekenal, googling, dan sebagainya. Sampai aku menemukan satu
penerbit indie dengan metode self publishing.
Sebenarnya aku pernah membaca sebuah buku (pemberian Kang Rahmat,
pemilik Pustaka Rahmat) tentang bagaimana menjadi penulis sekaligus
penerbit. Dan semangat saya menggeliat seketika itu. Karenanya saya
mulai menulis kembali dan mencari berbagai info tentang kepenulisan
tadi. Bahkan terbersit niatan untuk membuat sebuah penerbitan sendiri
seperti yang Kang Rahmat selalu dengungkan. Wuih… semangat….
Lalu aku mencoba berteman dengan salah seorang penulis yang bahkan
aku belum kenal siapa dia. Sebuah langkah awal tiba-tiba terbuka lebar.
Banyak penulis muda lain yang juga sedang dalam tahap belajar mulai add.
Dan aku pun tertarik untuk bergabung ke dalam beberapa grup
kepenulisan.
Tidak disangka ternyata di dalam sebuah jejaring sosial facebook
terdapat komunitas menulis yang sangat banyak dan beragam, mulai dari
kalangan ABG dan remaja yang rajin menulis cerpen bertema teenlit,
sampai tulisan sastra yang bahasanya sulit dicerna. Dari beberapa grup
itu aku banyak belajar dan menambah wawasan. Dan yang lebih seru tentu
saja menambah banyak teman. Sebut saja teman pertamaku di dunia menulis
adalah Komala Suthawijaya, mantan wartawati majalah Sundamidang ini,
kerap dipanggil Bunda dan karena aktivitas menulisnya yang banyak,
teman-teman fb lainnya menjulukinya ‘bunda’ dan menjadikannya tempat
curhat seputar kepenulisan, terutama kalau sudah menyangkut semangat dan
mood menulis. Bunda ini paling jago mendongkrak semangat penulis muda.
Dan beberapa teman lain yang lebih muda, energik, penuh ide antara lain,
Wirastriaji (seorang karyawan perusahaan rokok di Kudus), Wahyu Susanto
(guru SD di Sampit) yang sering memenangkan lomba, Jimmy (Guru Bahasa
di Kalimantan), Fyan Arjun (Penulis di berbagai media, pengurus grup
Teras), dan masih banyak lagi. Dengan mereka aku biasa berbagi ilmu dan
ide.
Euforia menulis di facebook sangat hebat dan menggenjot semangatku.
Semangat ini ditularkan oleh para penulis muda berbakat di berbagai grup
kepenulisan. Dan ini merupakan virus paling ampuh yang bisa melumpuhkan
rasa malas, dan ide mentok dalam otakku. Karena euforia ini aku mulai
bangkit meskipun perlahan. Kini malam-malamku diisi dengan kegiatan
menulis yang sudah sejak lama aku geluti. bakat yang lama berkarat kini
mulai diasah. Dan beberapa perlombaan pernah aku ikuti demi untuk
mengetahui sejauh mana karyaku bisa bersaing di dunia kecil seputar
facebook ini. Dan ternyata aku masih punya kesempatan, dan karyaku masih
layak bersanding dengan beberapa karya lain yang menurutku bagus. Aku
bahkan mulai berpikir dan membuka grup sendiri untuk mewadahi
membludaknya minat menulis anak muda dengan nama grup ‘Inspirasi-Ku’.
Dengan event kecil ‘Lomba menulis Curhat colongan’, anggota grup
ini mencapai 200 hanya dalam waktu 2 minggu saja. Euforia yang menggila!
Mulailah aku belajar banyak hal bukan saja mengenai dunia menulis,
tetapi juga dunia publishing, dunia penerbitan. Meskipun dengan cara
autodidak, aku yakin langkahku akan mulai tegap. Pandanganku kini
mengarah pada satu titik. Dunia menulis dan dunia penerbitan, meskipun
mungkin agak terlambat di usiaku yang sudah tidak muda ini, akan menjadi
salah satu pelarianku disaat aku sudah suntuk dengan dunia kerja yang
selama ini aku jalani.
Harapanku cuma satu : Bisa membuat sebuah buku yang menginspirasi
banyak orang, dan menaungi banyak penulis muda yang haus akan ilmu dan
sebuah pengakuan diri.
Semoga semua menjadi doaku di tahun ini yang akan dikabulkan oleh Allah SWT. amin….
aku mendukuuunggg..... yupz, mari sama-sama berjuang. semangkaaaa...... eh salah, semangaaaaatttttt, hahahahaha
BalasHapusMakasih Mbak Vie... ntar ajarin aku ya, janji loh, yg kemaren itu, haha maksa.com
BalasHapus